Connect with us

Banjarmasin

Darurat Sampah Tantangan dan Solusi Menuju Pengelolaan Berkelanjutan

Published

on

OPINI

Oleh: Dr. S. Purnamasari (Dosen FSI Uniska Banjarmasin)


BANJARMASIN,
suluhbanua.news – SAMPAH telah menjadi masalah serius berbagai daerah di Indonesia. Hingga Januari 2025, beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan khusunya di Kota Banjarmasin yang bersemboyan “Kota Seribu Sungai” ini telah menyatakan status darurat sampah.

Kondisi ini memicu perbincangan hangat tentang pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Seperti yang di kemukakan, Dr. S. Purnamasari sebagai ketua research pada kegiatan KKN penelitian terkait sampah tersebut di kota ini.

Dr. S. Purnamasari, mengungkapkan bahwa mayoritas daerah di Indonesia masih mengandalkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagai solusi utama, yang seringkali hanya berupa penumpukan dan penimbunan sampah. Lingkungan hidup aset berharga yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

“Pemanasan global, polusi udara, pencemaran air, dan kerusakan ekosistem menjadi tantangan serius yang dihadapi saat ini,” jelas Dr. S Purnamasari Dosen FSI Uniska Banjarmasin sekaligur ketua research kegiatan KKN penelitian sampah di Kota Banjarmasin, Rabu, (19/3/2025). Oleh karena itu, perlu ada upaya bersama untuk mencari solusi yang berkelanjutan untuk masalah lingkungan ini.

Mengadopsi prinsip-prinsip eco green atau ekologi hijau dalam kehidupan sehari-hari adalah solusi lingkungan berkelanjutan dan penting bagi kelangsungan hidup di muka bumi ini. Konsep eco-green saat ini sudah mulai ramai diperbincangkan.

Eco-green adalah sebuah konsep yang mengedepankan untuk lebih peduli terhadap lingkungan atau bisa disebut sebuah konsep yang ramah terhadap lingkungan dengan merujuk pada pendekatan yang mengintegrasikan aspek-aspek ekologi dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Ini melibatkan pemikiran ekologis dalam perencanaan, desain, penggunaan sumber daya, dan konsumsi. Pada konsep ini mengajak kita untuk back to nature. Eco-green merupakan singkatan dari ecological green. Ecological yang dalam bahasa Indonesia adalah ekologi, berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu.

Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sedangkan green yang dalam bahasa Indonesia berarti hijau bisa diartikan berubah atau menjadi hijau, untuk membuat hijau, atau untuk menjadi atau tumbuh hijau.

Adapun sebagi salah satu bentuk upaya riilnya adalah dengan mendorong pemanfaatan limbah sampah agar dapat mengurangi pencemaran melalui penggunaan teknologi dan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Manusia dapat mengurangi pencemaran udara dan air, bahkan melalui pengurangan limbah yaitu dengan mengurangi sampah serta meningkatkan praktik daur ulang sebagai komponen penting dari eco green agar berdampak positif pada kesehatan manusia.

Penerapan prinsip-prinsip eco green living tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan individu dan ekonomi global. Mengurangi emisi karbon dapat membantu mengurangi polusi udara, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat penyakit pernapasan dan meningkatkan kualitas udara.

Selain itu, mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dapat membuka peluang ekonomi baru, seperti industri energi terbarukan dan teknologi hijau, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memacu inovasi.

“Sebagai bentuk sinergitas atas upaya ini kami melakukan beberapa kali penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang di danai oleh APBU Uniska MAB terkait pemanfaatan sampah menjadi berkah sampai pada pengolahan sampahnya menjadi ecobric,” kata Dr. S. Purnama. Bagaimana dari hasil pemanfaatan sampah itu menjadi omset tambahan keluarga dan mendapatkan investasi bahkan permodalan serta memberikan pelatihan dalam packaging, pemasaran online.

sehingga ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memacu inovasi dalam berkarya/berwira usaha, menghasilkan pendapatan. Terutama lagi tentunya menciptakan eco green living yang bermanfaat untuk masyarakat luas. Penelitian ini masih terus berlanjut agar nantinya menjadi roadmap yang jelas dan menjadi bahan recomendasi policy public serta diharapkan dapat meminimalisir darurat sampah di Kota Banjarmasin saat ini. (red/sb).