Connect with us

DPRD Kabupaten Barito Kuala

DPRD Batola Tekan Pemkab Segera Bayar Jasa Medis RSUD H Abdul Azis

Published

on

MARABAHAN, suluhbanua.news – Suasana rapat gabungan komisi DPRD Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Selasa (16/9/2025), mendadak menghangat. Para wakil rakyat mempertanyakan nasib ratusan tenaga medis RSUD H Abdul Azis Marabahan yang hingga kini belum menerima pembayaran jasa medis mereka selama enam bulan terakhir.

“Apakah semua sudah ditindaklanjuti atau belum? Ternyata masih ada kendala serius terkait pembayaran jasa medis di RSUD H Abdul Azis Marabahan,” tegas anggota DPRD Batola, Hendri Dyah Estiningrum, dengan nada prihatin. Politisi PAN itu menuturkan, keterlambatan pembayaran telah memukul semangat para paramedis.

“Bayangkan, mereka bekerja siang malam melayani pasien, tapi haknya tak kunjung cair. Kasihan paramedis di RSUD Abdul Azis,” ucap Hendri dengan nada geram. Rapat yang menghadirkan Inspektorat, Dinas Kesehatan Batola, manajemen RSUD H Abdul Azis, hingga Klinik Setara itu berlangsung alot. DPRD menekankan agar persoalan ini jangan berlarut-larut karena berpotensi menurunkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Senada, anggota DPRD Batola H. Reidan Winata mendesak manajemen rumah sakit untuk segera bertindak. “Kalau jasa medis ini tidak segera dibayarkan, bagaimana kita berharap tenaga kesehatan bisa bekerja maksimal? Ini harus jadi prioritas,” katanya.

Ketua DPRD Batola, Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, menegaskan forum tersebut digelar untuk mencari jalan keluar bersama. “Kami ingin ada solusi cepat dan nyata. Jangan sampai tenaga medis yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan merasa dikecewakan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Batola, Sugimin, mencoba memberi harapan. Ia memastikan bahwa dengan terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) tentang Jasa Medis, tunggakan pembayaran akan segera direalisasikan. “Perbup sudah ada. Ini akan menjadi dasar kuat untuk mempercepat pembayaran jasa medis yang tertunda,” ucap Sugimin.

Meski begitu, DPRD Batola menegaskan akan terus mengawal masalah ini hingga hak tenaga medis benar-benar terbayarkan. “Ini soal keadilan. Mereka sudah berkorban, jangan biarkan pengabdian tenaga medis hanya dibayar dengan janji,” tutup Hendri dengan nada tegas. (adv/sbn).